Jeddah (MCH)- Pemulangan jamaah haji Indonesia kemarin tuntas.
Sebanyak
394 jamaah dari kloter gabungan terbang meninggalkan bandara king abdul azis jeddah tepat pukul 14.20 WAS atau 18.20 WIB.
Rombongan terakhir ini merupakan gabungan jamaah dari Debarkasi Makassar (UPG) klotdr 188 dan Banjarmasin (BJT) kloter 211. Mereka adalah sisa jamaah yang masuk dalam program tanazul (mutasi). Ratusan jamaah ini terbang dengan pesawat garuda dengan tujuan Jakarta untuk kemudian diterbangkan ke debarkasi masing-masing. "Untuk hari ini (kemarin) ada dua flight terakhir dari bandara KAA dan satu dari Bandara AMAA Madinah" ujar Ketua PPIH Arab Saudi Syairozi Dimyati, di sela-sela pelepasan kloter terakhir di Bandara KAA, kemarin.
Dia menjelaskan pemulangan berjalan lancar. Menurutnya dibandingkan tahun lalu delay (penundaan) penerbangan pesawat lebih sedikit. "Kami berterimakasih kepada semua pihak yang membantu proses pemulangan jamaah utamanya bagi Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airline, sebagai operator penerbangan yang bekerjasama dengan Kemenag," jelasnya.
Syairozi mengatakan dengan pemulangan ini berarti hampir semua jamaah telah kembali ke tanah air. Hanya ada sekitar 45 jamaah yang terpaksa tinggal di Arab Saudi karena sakit. Mereka menjalani rawat inap di berbagai rumah sakit di Arab Saudi. "Total hingga hari ini (kemarin) ada 50 jamaah sakit. Hanya saja 5 dari mereka sudah dipastikan bisa diterbangkan dengan kloter terakhir ke tanah air," katanya.
Untuk jamaah sakit, lanjut Syairozi setiap hari akan dipantau perkembangannya. Jika sewaktu-waktu mereka menunjukkan indikasi sembuh, maka segera diterbangkan ke tanah air dengan mengunakan pesawat reguler. "Nanti ada petugas khusus yang akan memantaunya, dan bagi keluarga di tanah air yang ingin mengetahui kondisi terakhir jamaah bisa menghubungi kantor teknis urusan haji (TUH) di Jeddah," ujarnya.
Secara umum, kata Syairozi penyelenggaraan haji tahun ini berjalan dengan lancar. Ini dibuktikan dengan minimnya komplain yang diterima PPIH dari para jamaah. "Pemondokan 90 persen tak masalah, katering lancar, armina lancar, dan pemulangan juga lebih lancar," katanya.
Kendati demikian, kata Syairozi ada beberapa catatan. Seperti keamanan perumahan, adanya kasus diare di Mina, dan adanya bus mogok saat pergeseran jamaah dari arafah ke muzdalifa. "Semua akan dievaluasi untuk perbaikan kedepan," katanya.
Dia mencontohkan untuk pemondokan akan ada evaluasi terkait dengan tingkat layanan. Jika nanti memang pondokan tak layak, maka tahun depan dipastikan tidak akan disewa. "Pun demikian dengan penyedia layanan katering dan transportasi semuanya akan dievalusi," ujarnya.
Sementara itu General Manager Garuda Indonesia untuk Timur Tengah Fikdanel Taufik mengatakan pemulangan tahun ini jauh lebih lancar dibandingkan dengan tahun lalu. Kondisi ini terjadi karena kerjasama dengan berbagai pihak utamanya PPIH."Selain itu keputusan penggunaan west terminal sebagai gate kepulangan sangat tepat," katanya.
Menurut Fikdanel gate yang selama enam tahun menjadi persoalan utama setiap proses pemulangan, tahun ini bisa dikuranggi hingga 0%. Catatan Garuda dari 280 penerbangan, 179 on time, dan 101 delay. Bahkan dari 179 penerbangan yang tepat waktu, 100 penerbangan lebih cepat dari jadwal.
"Di west terminal kami mendapatkan gate yang secara eksklusif bisa dimanfaatkan oleh jamaah Indonesia," urainya.
Kendati demikian, kata Fikdanel tetap terjadi keterlambatan penerbangan jamaah. Keterlambatan ini disebabkan oleh bus yang mengangkut jamaah dari ruang tunggu ke pesawat jumlahnya relatif minim. Selain itu juga dipicu persoalan slot time, kepadatan parkir pesawat, kepadatan penerbangan dan faktor kesadaran penumpang. "Namun kedisplinan jamaah lebih meningkat untuk tidak membawa barang yang bisa menghambat pemeriksaan di imigrasi," katanya.(suwarno)
394 jamaah dari kloter gabungan terbang meninggalkan bandara king abdul azis jeddah tepat pukul 14.20 WAS atau 18.20 WIB.
Rombongan terakhir ini merupakan gabungan jamaah dari Debarkasi Makassar (UPG) klotdr 188 dan Banjarmasin (BJT) kloter 211. Mereka adalah sisa jamaah yang masuk dalam program tanazul (mutasi). Ratusan jamaah ini terbang dengan pesawat garuda dengan tujuan Jakarta untuk kemudian diterbangkan ke debarkasi masing-masing. "Untuk hari ini (kemarin) ada dua flight terakhir dari bandara KAA dan satu dari Bandara AMAA Madinah" ujar Ketua PPIH Arab Saudi Syairozi Dimyati, di sela-sela pelepasan kloter terakhir di Bandara KAA, kemarin.
Dia menjelaskan pemulangan berjalan lancar. Menurutnya dibandingkan tahun lalu delay (penundaan) penerbangan pesawat lebih sedikit. "Kami berterimakasih kepada semua pihak yang membantu proses pemulangan jamaah utamanya bagi Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airline, sebagai operator penerbangan yang bekerjasama dengan Kemenag," jelasnya.
Syairozi mengatakan dengan pemulangan ini berarti hampir semua jamaah telah kembali ke tanah air. Hanya ada sekitar 45 jamaah yang terpaksa tinggal di Arab Saudi karena sakit. Mereka menjalani rawat inap di berbagai rumah sakit di Arab Saudi. "Total hingga hari ini (kemarin) ada 50 jamaah sakit. Hanya saja 5 dari mereka sudah dipastikan bisa diterbangkan dengan kloter terakhir ke tanah air," katanya.
Untuk jamaah sakit, lanjut Syairozi setiap hari akan dipantau perkembangannya. Jika sewaktu-waktu mereka menunjukkan indikasi sembuh, maka segera diterbangkan ke tanah air dengan mengunakan pesawat reguler. "Nanti ada petugas khusus yang akan memantaunya, dan bagi keluarga di tanah air yang ingin mengetahui kondisi terakhir jamaah bisa menghubungi kantor teknis urusan haji (TUH) di Jeddah," ujarnya.
Secara umum, kata Syairozi penyelenggaraan haji tahun ini berjalan dengan lancar. Ini dibuktikan dengan minimnya komplain yang diterima PPIH dari para jamaah. "Pemondokan 90 persen tak masalah, katering lancar, armina lancar, dan pemulangan juga lebih lancar," katanya.
Kendati demikian, kata Syairozi ada beberapa catatan. Seperti keamanan perumahan, adanya kasus diare di Mina, dan adanya bus mogok saat pergeseran jamaah dari arafah ke muzdalifa. "Semua akan dievaluasi untuk perbaikan kedepan," katanya.
Dia mencontohkan untuk pemondokan akan ada evaluasi terkait dengan tingkat layanan. Jika nanti memang pondokan tak layak, maka tahun depan dipastikan tidak akan disewa. "Pun demikian dengan penyedia layanan katering dan transportasi semuanya akan dievalusi," ujarnya.
Sementara itu General Manager Garuda Indonesia untuk Timur Tengah Fikdanel Taufik mengatakan pemulangan tahun ini jauh lebih lancar dibandingkan dengan tahun lalu. Kondisi ini terjadi karena kerjasama dengan berbagai pihak utamanya PPIH."Selain itu keputusan penggunaan west terminal sebagai gate kepulangan sangat tepat," katanya.
Menurut Fikdanel gate yang selama enam tahun menjadi persoalan utama setiap proses pemulangan, tahun ini bisa dikuranggi hingga 0%. Catatan Garuda dari 280 penerbangan, 179 on time, dan 101 delay. Bahkan dari 179 penerbangan yang tepat waktu, 100 penerbangan lebih cepat dari jadwal.
"Di west terminal kami mendapatkan gate yang secara eksklusif bisa dimanfaatkan oleh jamaah Indonesia," urainya.
Kendati demikian, kata Fikdanel tetap terjadi keterlambatan penerbangan jamaah. Keterlambatan ini disebabkan oleh bus yang mengangkut jamaah dari ruang tunggu ke pesawat jumlahnya relatif minim. Selain itu juga dipicu persoalan slot time, kepadatan parkir pesawat, kepadatan penerbangan dan faktor kesadaran penumpang. "Namun kedisplinan jamaah lebih meningkat untuk tidak membawa barang yang bisa menghambat pemeriksaan di imigrasi," katanya.(suwarno)
0 comments:
Posting Komentar